Friday 2 June 2017

Mengenal Warna Untuk Design Grafis


Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai color yang sangat beraneka ragam. Tetapi, tahukah anda bahwa color itu terbagi dalam berapa jenis? Secara biologis, mata kita dapat mengangkap color dikarenakan spektrum cahaya yang di pantulkan benda-benda disekeliling kita ke indra penglihatan kita yaitu mata lalu diproses oleh otak kita menjadi color-color tertentu sumber cahaya bisa dari matahari atau sumber cahaya buatan. Dalam artikel berikut anda akan mengenal teori tentang color serta pembagian jenis-jenisnya.

color dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, color dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.

Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi color-color pelangi yang disebut spectrum atau color cahaya, mulai berkas cahaya color ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang / sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.

Proses terlihatnya color ialah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah color. Benda bercolor merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan color merah dan menyerap color lainnya. Benda bercolor hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua color pelangi. Sebaliknya suatu benda bercolor putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua color pelangi. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, color memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, color mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.

Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa color digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh ialah penggunaan color merah pada segitiga pengaman, color-color yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh color mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan color menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu.

Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang color sbb: color-color itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, color itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa color, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.


Menurut teori color dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. color-color yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok color, yaitu color Primer, color Sekunder, color Tersier dan color Netral. dan ini diwujudkan dalam bentuk lingkaran color, lingkaran color brewster mampu menjelaskan teori kontras color (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.


color primer merupakan color dasar yang tidak dicampur dengan color yang lainnya. color primer terdiri dari 3 color dasar yaitu Red Green dan Blue biasa disingkat RGB atau dalam bahasa indonesia Merah, hijau biru dalam dunia seni rupa dikenal sebagai color pigmen. color lain terbentuk dari kombinasi color Primer itu sendiri, color-color hasil dari 2 color primer disebut dengan istilah color Sekunder dan campuran dari color primer dengan sekunder disebut color Tersier. color-color tersebut jika digolongkan lagi menjadi dua golongan yaitu color cahaya dan color cetak RGB sendiri merupakan jenis color primer dari cahaya color-color RGB biasa kita temui dari digital visual seperti Televisi atau monitor komputer dll. sedangkan yang digolongkan dengan color primer cetak terdiri dari Cyan, Magenta, Yellow dan Black color-color ini biasa ditemukan pada industri percetakan atau printing dihasilkan dari kombinasi tinta dan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada buku, billboard, poster dan media cetak lainnya.


Merupakan hasil pencampuran dari color-color primer dengan perbandingan 1:1. Pencampuran tersebut menghasilkan color baru yang dinamakan color sekunder. Kita lihat pencampuran color berikut :

 Kuning + merah = orange
 Kuning + biru  = hijau
 Biru + merah = ungu 

color tersier ialah hasil pencampuran color primer dengan color sekunder. Kita lihat contoh campuran berikut

 Kuning  + orange= kuning orange (golden yellow)
 Merah + orange= merah orange (burnt orange)
 Kuning + hijau= kuning hijau (lime green)
 Biru + hijau= biru hijau (turquoise)
 Biru + ungu= biru ungu (indigo)
 Merah+ ungu= merah ungu (crimson)

color netral ialah hasil pencampuran dari color primer, color sekunder dan color tersier. color netral ini tidak mengarah ke tiga color utama tersebut karena pencampuran color bisa dalam komposisi yang berbeda.


color juga mendefinisikan karakter seseorang secara umum, seperti color-color berikut :

Hitam, sebagai color yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
Putih, sebagai color yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
Abu-abu, merupakan color yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta.
Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati-hati
Biru, sebagai color yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan,pasukan perdamaian,kepuasan
Pink, color yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali
Orange, color yang identik dengan musim gugur, penuh kehangatan, halloween.
Coklat, color yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi
Ungu, color yang identik dengan kesetiaan, kepuasan, Barney (tokoh boneka bercolor ungu) 
Dari sekian banyak color, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem color Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga sebagai atribut color meliputi :

Hue, ialah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu color, seperti merah, biru, hijau dsb.
Value, ialah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya color. Contohnya ialah tingkatan color dari putih hingga hitam.
Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, ialah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya color.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem color lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System. Diantara bermacam sistem color diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak ialah CMYK atau Process Color System yang membagi color dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.


Tampilkan color dengan latar belakang (background) gelap
Pilih color yang cerah untuk foreground (putih,hijaudll)
Hindari penggunaan color coklat dan hijau untuk background
Kecerahan dan kombinasi color pada foreground dan background kontras
Gunakan color sesuai kebutuhan,disain dibuat dalam b/w dan ditambahkan color lain sesuai kebutuhan
Gunakan color untuk menarik perhatian user, komunikasi terarah, identifikasi status, menjalin hubungan antar elemen
Hindari penggunaan color pada pekerjaan yang sifatnya non-task, untuk layar yang kebanyakan terdiri dari teks, color dapat membantu ketika user harus mencari /membedakan bagian2 tertentu

Buta color (cacat color)
Monitor monochrome (hanya mengenal satu color)
Pengkodean ekstra meningkatkan tampilan interface
Konsisten dalam penggunaan color
Membatasi pengkodean color menjadi 8 color (4 color lebih baik)
Gunakan color b/w atau abu-abu, atau b/w saja untuk tampilan interface
Untuk menunjukkan keragaman bagian-bagian pada layar
Disainer sering menggunakan layar kerja dengan menggunakan 4-5 color
Semoga Bermanfaat dan dapat difahami.

0 comments:

Post a Comment